18 November 2011

benih disintegrasi

well, ini mungkin sebagai bentuk perpacahan yang terjadi di sini. ketika mulai mengelompok atau mulai menyendiri dan sibuk akan urusan masing masing. ngurusin diri sendiri aja sulit, ngapain ngurusin yang lain? begitu mungkin yang ada dipikiran mereka.

dan gue ngga sepaham.

memang sih mereka pasti punya alasan khusus kenapa mereka berakting seperti itu. bisa jadi kepahitan masa lalu mereka yang meracuni pola pikir mereka hingga akhirnya mereka berhenti untuk melebur demi membantu urusan orang lain. melebur dalam arti tentu saja meringankan ya, bukan memperberat. bisa jadi karena leburan itu justru malah membuat suatu urusan semakin rumit dan complicated hingga akhirnya mereka terseret dalam arus yang bisa membuat mereka kapok.

atau bisa juga kecemburuan, ketika kelompok lain memutuskan untuk memisahkan diri dan tidak mengikut sertakan mereka hingga akhirnya terbitlah suatu rasa yang membuat mereka terasingkan atau tidak dibutuhkan. lalu menjadi dendam, timbul suatu niatan untuk membalas. walaupun ketika di konfrontasikan mereka akan berkilah deras. lalu ketika mereka memutuskan untuk membentuk kelompok sendiri tanpa mengikut sertakan kelompok yang lain, kepentingan sendiri, kesenangan sendiri, hingga akhirnya merusak nilai kekompakan dan naluri kebersamaan. inikah yang dimaksud

sosial? ketika seseorang memilih mundur dengan alasan tidak mau tercebur dalam kesakitan yang pernah dialami...itulah saatnya membentuk kepentingan sendiri. boleh, tapi sosial untuk yang mana?

inikah kekompakan yang sejak 2-3 tahun lalu terbentuk? entahlah. tapi gue merindukan saat saat itu. dan ketika otak gue bergerak dengan lincahnya jari jemari, gue mungkin sudah ikut terseret dalam tren itu, meskipun gue mencoba melawan, tapi sepertinya sulit. tanpa kesadaran semua orang. dan tanpa kata "persaudaraan" yang tepat. semua akan tercerai berai dalam tiap divisi dan lebih buruknya lagi, tercerai dalam kepentingan tiap personil. percaya atau tidak? silahkan menengadah lalu berteriak tidak. karena dalam setiap tarikan pita suara yang melengking itu hanya bentuk suram ketidakmampuan untuk mengaku. itu berbahaya, karena otak dan hati tidak lagi bisa dipersatukan, hanya emosi yang berbicara.

dan ketika semua tercerai berai, menjadi sebuah personil yang individualistis karena tidak mau terkapar walaupun sesaat. maka apa yang kita banggakan saat ini dan beberapa tahu yang lalu dan kebanggaan untuk menetap di dalam lingkaran ini akan punah.

inikah yang kalian harapkan, oh teman? inikah kekeluargaan yang selama ini kita agungkan?


Tidak ada komentar: