31 Agustus 2007

nasib WNI (dari milis)

To: Forum Kompas <forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com>, 03:35:49 -0700

(PDT)

Subject: Kekerasan pada WNI di Malaysia (hati-hati Promosi Wisata Malaysia!)

==========================

Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun, WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di Jakarta.

Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang "Tamu Negara" hingga kasusnya terexpose besar-besaran. Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia. BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga WISATAWAN.

Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2 anak, adik ipar), pertama kalinya kami "melancong" ke Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan imigrasi). Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia anak-anak gembira.

Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal. Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap. Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan, menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel.

Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad Singapore, toh kabarnya KL cukup aman. Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin Tower.

Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri. Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri, saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang "Polis", memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same language, saya dan istri bisa berbahasa inggris, negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa passport?). Salah satu "polis" ini bicara dengan HT, entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya, sementara seorang rekannya tetap memaksa saya mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak

sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia Tanya :"kerja ape kau disini?" saya melongo... kan turis, wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya: KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja?

Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba memegang tas istri, dan bilang: "mana kunci Hotel? "... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan ipar saya yg pulang duluan ke hotel. Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us. Saya kurung kalian...

Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka ke hotel Nikko, dan saya bilang akan tuntut mereka habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan polis meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama saja...

Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo polisi, seorang polisi berseragam mendekat. Di dadanya tertulis nama: Rasheed.

Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang mulai menangis. Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka berbicara beritga, mirip berunding. Wah, apa polis malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan orang ujung2nya merampok?

Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami untuk tetap tenang. Saya bertanya, apa 2 orang preman melayu itu polisi, lalu polisi berseragam itu mengiyakan. Rupanya karena saya mempertanyakan dirinya, sang preman marah dan mendekati saya, mencengkram leher jaket saya, dan siap memukul, namun dicegah polisi berseragam.

Polisi berseragam mengajak saya kembali ke Hotel untuk membuktikan identitas diri. saya langsung setuju, namun keberatan bila harus menumpang mobil polisi. Saya minta untuk tetap berjalan kaki menuju Nikko Hotel, dan mereka boleh mengiringi tapi tak boleh menyentuh kami. Akhirnya kami bersepakat, namun polisi preman yang sempat hampir memukul saya sempat berkata: if those indon run, just shoot them... katanya sambil menunjuk istri saya. Saya cuma bisa istigfar saat itu, ini rupanya nasib orang Indonesia di negeri tetangga yang sering kita banggakan sebagai "sesama melayu". Diantar polisi berseragam saya tiba di Nikko Hotel.

Saya minta resepsionis mencocokan identitas kami, dan saya menelpon adik ipar untuk membawakan kunci. Pihak Nikko melarang adik saya, dan mengatakan kepada sang Polis, bahwa saya adalah tamu hotel mereka, WNI yang menyewa suites family, datang ke Malaysia dengan Business class pada Flight Malayasia Airlines. Pak Polis preman mendadak ramah, mencoba menjelaskan bahwa di Malaysia mereka harus selalu waspada. Saya tak mau bicara apapun dan mengatakan bahwa saya sangat tersinggung, dan akan mengadukan kasus ini, dan "membatalkan rencana bisnis dengan sejumlah rekan di malaysia" (padahal saya tak punya rekan bisnis di negeri sial ini).

Polisi berseragam berusaha tersenyum semanis mungkin, berusaha keras untuk akrab dan ramah, petugas Nikko Hotel kelimpungan dan berusaha membuat kami tersenyum. Setelah istri saya mulai tenang, saya mengambil HP P9901 saya dan merekam wajah kedua polisi ini.

Keduanya berusaha menutupi wajah, meminta saya untuk tidak merekam wajah mereka. Istri saya minta kita mengakhiri konflik ini, dan sayapun lelah. Kami tinggalkan melayu-melayu keparat ini, tanpa berjabat tangan.

Sepanjang malam saya sangat gusar, dan esoknya kami membatalkan tur ke Johor baru, mengontak travel agent agar mencari seat ke Singapore. Siang usai makan siang, saya tinggalkan Malaysia dengan perasaan dongkol, dan melanjutkan liburan di Singapore.

Mungkin saya sial? ya. Mungkin saya hanya 1 dari 1000 WNI yang apes di Malaysia? bisa. Tapi saya catat bahwa bila saya pernah dihina, diancam, bahkan hampir dipukuli, bukan tak mungkin masih ada orang lain mengalami hal yg sama.

Jadi, kalau hendak berlibur di Malaysia, sebaiknya pikir masak2. Jangankan turis, Rombongan atlet saja bisa dihajar polisi Malaysia. Bayangkan bila perlakuan seperti ini dilakukan dihadapan anak kita. Tentu anak akan trauma, sekaligus sedih.

Hati-hati pada PROMOSI WISATA MALAYSIA. Di Malaysia, WNI diperlakukan seperti Kriminal

28 Agustus 2007

bleach


Rolls royce lagi dibleach


setelah dibleach malah kaya mumi suku Inca

27 Agustus 2007

benih cinta

akan tiba masa
tak ada suara
hanya anggukan
dan tangis bahagia



23 Agustus 2007

please help



Tolong bagi yang melihatnya....

JKT. 17 AUG-07

TOLONG TEMUKAN "RAISYAHBERITA "PENCULIKAN" ( Diculik Rabu, tgl.15 Agust-07 sekitar pk.11.00 )

di area kompleks TK & Perumahan....di dekat rumahnya di Jatiwaringin, Jakarta Timur

TOLONG E - MAIL INI DI FORWARD

DAN SEMUA TEMAN/ SAHABAT.................. DI INDONESIA

TOLONG " TEMUKAN SAYA ............"RAISYAH " ( 5 tahun)

anak P. Ali Said ( Ketua II- BPP HIPMI Indonesia )

.....OM / TANTE/ EYANG / BP/ IBU.....

.TOLONG.......SAYA........RAISYAH ......( 5 th)...........

( FOTO SAYA TERLAMPIR------------)

JIKA MELIHAT SAYA........SEGERA TELPON ORANG TUA SAYA.....

Putra : Bp. Ali Said & Ibu Nizmah Mukhsin

Alamat : Jl. Wiradharma III no. P 8, Jatiwaringin, Jakarta Timur

HP Bp.Ali (HP) 08111.741.92.

MOHON BANTUAN & DOANYA

SUPAYA RAISYAH .....CEPAT DIKEMBALIKAN & DITEMUKAN

DALAM KEADAAN SEHAT & KEMBALI KEPANGKUAN BAPAK & IBU

SEMOGA AMAL IBADAH KITA DITERIMA ALLAH SWT

AMIEN.-

-------wass-----Nana--Ketua kompartemen Media Massa & Humas------- HIPMI Jaya-

20 Agustus 2007

delete!

just for sharing....
menurut kalian,
contact MP, YM, FS, etc
kaya gimana sih
yang pantas dihapus
dari list contact kita?

14 Agustus 2007

kalo si manto posting

berikut ini adalah postingan si manto di milis GIGI-fans:

Halo guys sori yah baru sekarang masuk lageee...maklum disibukkan ama festival band log zhelebor hehehe eh salah...soundrenalin...hehehe abis ada juara2an kayak festival band....btw thx banget buat yg ngasih selamat buat kita...

Gw cm mau ksh komen yg 11 januari aja....
Yg mengenai vc (video Clip) yg simple...yah seperti yg gw pernah bilang sebelum2 nya...it's bout selera.... ada yg langsung ngomong ke gw "kok vcnya jelek sih...kayak ngak ada ide". Ada yg ngomong "gokil keren bgt Mand...top tuh ketepatan presisi dan editingnya", nih yg ngomong anak design & art. trus ada jg yg ngomong "wah vcnya gaul bgt kayak vc2 di mtv amrik & uk"....nih yg ngomong anak gaul yg umur pembeli kaset & cd sejati n pembeli bajakannya jg hehehe, pemerhati musik mtv dll lah....nah jd ya itu td gw bilang...semua mslh selera...
Jd buat kita mah asik2 aja..

Nah mengenai baju gw yg sederhana & tdk pake vest & kemeja yg menjadi ciri album PLnR ini begitu pun dgn anak2 yg lain karena disesuai kan juga dgn konsep si vc itu sendiri boo...hehehe, karena di taman terbuka yg suasananya nyantai trus si model vcnya jg pake baju santai jg, jd yah kita nggak mungkin bgt pake baju2 yg agak formal...jaka sembung bawa golok...nggak nyambung ..lok...hehehe ato jaka sembung bawa selendang... bencong itu
mah hehehe begicu Hud....

Nah mengenai vc nakal yg sayang langsung diganti ama 11 januari...
Begini ceritanya... pada suatu hari, hiduplah...eh salah kok jd ndongeng gw...hehehe. ..
Nakal itu adalah sebuah lagu yg berhasil membuat heboh pencinta musik, trus jg membuat konsentrasi orang2 yg sedang menikmati melownya lagu2 Indonesia yang saat ini merebak di radio2 Indonesia dari band2 baru...hancur & berpaling ke lagu nakal....walhasil emang sakseis bgt d boo....di daerah 2x....mereka lsg pd joget & nyanyi kalo kt bwin tuh lg, kan kebeneran kt lg tour kabupaten neh...tanya aja teh Oniel...nah apalagi di kota besar yg notabene radio2 nya lebih banyak...tp secara pembelian orang lbh demen dgr nih lagu drpd beli...terbukti dr copian album kt yg skr ini, nah makanya Sony lsg deliver ke seluruh radio2 untuk sikat lagu ama second singlenya yaitu 11 jan yg notabene lagu pelet yg disukai oleh mayoritas cw yg berpredikat pembeli kst sejati....gt loh jeng....jd bnr bgt tuh temen2 kost an cw pd kelojotan dgr nih lagu...yah doain aja deh mudah2an dgn ijin Allah album ini jalan lagi secara komersialnya. ..

Begitulah cerita dari abah Armand...kurang lebihnya mohon dimaafken... yo...

dikutip dari si manto. di milis gigi-fans.

06 Agustus 2007

copas dari milis (pilihan tergantung anda)

Buat teman2 yg ikutan PILKADA 8 Agustus nanti...mungkin menjadi bahan perenungan sebelum
memilih salah satu kandidat. Btw, nggak milih juga pilihan loh...


Debat Tim Calon Gubernur Jakarta di SCTV
Thursday, July 26, 2007oleh :Ikram Putra

Tadi malam di SCTV ada debat tim sukses calon gubernur Jakarta.
Awalnya saya kira debat ini akan berjalan membosankan (soalnya pakai
ada acara adu yel-yel segala sih). Tapi ternyata tidak juga.
Debatnya bisa dibilang "hidup" – dengan alasan yang mohon maaf akan
terdengar subjektif.

Dari pihak Adang ada Igo Ilham, sementara dari pihak Foke ada Idrus
Marham. Secara kualitas penampilan, saya kasih skor 1 untuk Igo.
Tutur kata dan intonasi dia teratur dan menarik. Tidak banyak
retorika dan sangat mudah dicerna. Dia sangat tenang, banyak menebar
senyum, pokoknya simpatik sekali lah (ini kali pertama saya melihat
Igo Ilham dan saya jujur terkesima hehehe).

Sedangkan Idrus mirip penceramah malam tadi. Dia beberapa kali
mengutip ayat suci Al-Quran dalam argumennya – sesuatu yang bagi
saya kurang perlu. Selain karena dia bisa mencari argumen lain, ayat
yang dikutip pun tidak terlalu "kena" dalam debat itu. Jadi tidak
bernas. Pada beberapa babak dia juga nampak gusar dan akibatnya
gelagapan.

Kalau PKS (yang bernafaskan Islam) saja sama sekali tidak menyitir
ayat suci, mengapa pula koalisi partai-partai (yang
bernafaskan "pluralisme" ) merasa perlu melakukannya?

Dalam 4 menit waktu yang diberikan pemandu debat, Igo berhasil
memaparkan program Adang. Sedangkan Idrus? Sampai menit ke 3 saya
masih belum menangkap apa poin dia.

Selanjutnya pemandu debat melontarkan pertanyaan tentang banjir,
masalah abadi kaum Jakartanensis. Idrus diberi kesempatan menjawab
lebih dulu. Setelah mengatakan bahwa banjir adalah persoalan
kompleks dan karenanya diperlukan penanganan bersama dalam
menanggulanginya, dia menjamin dalam 3-4 tahun tidak akan ada banjir
lagi jika Foke menang. Alasannya?

Foke sudah dan lebih tahu pemetaan masalah Jakarta. Dia juga ahli
perencanaan tata kota.

Tentu saja ini poin empuk untuk diserang. Kalau saya jadi Igo pun
saya akan mempertanyakan hal serupa: mengapa tidak dari dulu?
Mengapa baru sekarang? Bagaimana bisa keluar angka 3-4 tahun
sedangkan selama ini toh Jakarta selalu kebanjiran?

Idrus bertahan dengan mengatakan, bagaimanapun Foke sudah lebih
paham. Ini jauh lebih baik ketimbang "orang baru" yang tentunya
memerlukan waktu untuk belajar lagi – sementara Jakarta tidak bisa
menunggu. Tiba-tiba pengacara Ruhut Sitompul (yang duduk di pihak
Foke) berdiri dan menambah huru-hara.

Ruhut memulai dengan mengatakan "surga itu di telapak kaki
ibu!", "aku Poltak si raja minyak dari Medan", dan "ada iklan di
televisi seorang nenek mengatakan, buat anak kok coba-coba". Nah,
kata dia, kalau untuk anak saja tidak boleh coba-coba, bagaimana
Jakarta?

Hahaha. Sebuah argumen yang pantas diikutkan lomba atletik karena
mampu melompat sedemikian jauh.

Terhadap "Foke lebih tahu dan ahli", Igo menjawab bahwa persoalan
menjadi gubernur adalah persoalan kepemimpinan, bukan keahlian.
Gubernur adalah seorang generalis, bukan spesialis. Untuk urusan
teknis kita bisa membekerjakan para ahli. Persoalannya sekarang
adalah niat. Bertahun-tahun dana pembangunan Banjir Kanal Timur
dikeluarkan tapi kok proyek itu tidak kunjung selesai.

Oya, perkataan Ruhut yang membawa-bawa Poltak (karakternya dalam
sinetron Gerhana) juga menyebalkan. Entah kenapa saya tidak pernah
suka orang yang menggunakan karakternya dalam sinetron/film untuk
tujuan politik. Saya pun membenci Ruhut dengan kadar yang sama saya
membenci Rieke Dyah Pitaloka dan Rano Karno – yang setelah gagal
jadi calon gubernur malah tampil mendukung Foke sebagai Si Doel.

Saya hendak memotong skor pihak Foke untuk argumen yang dodol ini,
tapi mereka belum punya satupun. Ya sudah, kalau begitu tambahan
skor saja untuk pihak Adang. Jadi 2-0.

Saya juga tadinya hendak memberikan skor kepada pihak yang
mengucapkan "Kanal Banjir Timur" tapi baik Igo maupun Idrus tidak
ada yang mengatakan demikian.

Sekarang pemandu debat berlanjut ke persoalan kemacetan lalu-lintas,
yang juga masalah abadi. Igo mengatakan akan "meneruskan yang sudah
ada" seperti proyek busway, monorail, dan lain-lain. Ini langsung
langsung disambar Idrus, yang mengatakan "nah kan, sudah diakui
sendiri kan keberhasilannya" . Dia kemudian meminta semua pihak
jangan ambivalen. Di satu sisi mengungkapkan kegagalan, tapi di lain
sisi mengakui keberhasilan.

Ini juga mendapat balasan: Sutiyoso sendiri sudah mengakui bahwa
busway adalah proyek dia, bukan Foke.

Dijawab lagi: keberhasilan Sutiyoso kan berkat andil Foke juga.

Dibalas lagi: kalau begitu pihak Idrus pun tak kalah ambivalen.
Untuk keberhasilan, Foke dibilang punya andil. Tapi giliran
kegagalan, Foke tak ada andil?

Hahaha. Seru sekali bukan?

Ketika membahas kemacetan ini, Ruhut kembali berdiri. Dia menyindir
adanya sebuah partai yang melakukan demonstrasi dan akibatnya
memacetkan Jakarta. "Apa partainya? Kitalah yang tahu..." katanya
sambil tertawa. Ini jelas menyindir PKS. Apa jawaban Igo Ilham?

"Kalau memang tak ada lagi partai yang membela rakyat, PKS lah yang
turun."

Dahsyat.. Saya suka orang yang blak-blakan. Saya benci tukang
sindir. Tambah skor lagi lah buat Igo. 3-0.

Setelah itu debat dilanjutkan dengan persoalan kriminalitas dan
pengangguran. Sama seperti sebelumnya, ada juga "berbalas pantun" di
sini. Tapi esensi debatnya sih sama saja. Yang satu melihat
pemerintahan sekarang sebagai berhasil (dan ada andil calon mereka
di situ) sedangkan yang satu lagi melihat pemerintahan sekarang
gagal dan karenanya mesti diganti.

Idrus sempat hampir bunuh diri dengan mengatakan pasar tradisional
akan semakin berkembang jika Foke menang. Hahaha. Memangnya siapa
yang selama ini mematikan pasar rakyat dengan membangun pusat
perbelanjaan di mana-mana?

Baiklah. Karena sepertinya saya sudah berbicara terlalu panjang, ini
penilaian terakhir. Calonnya Igo sudah mengundurkan diri sejak 8
bulan yang lalu sementara calonnya Idrus hanya cuti. Tambah lagi deh
skor untuk Igo. Saya benci kutu loncat sih. 4-0. Saya kasih skor
juga untuk pemandu debat, Andy Budiman, yang memberi cukup ruang
bagi peserta debat. Tegas tapi tidak galak.

Akhir kata, Igo Ilham menang telak malam tadi. Saya kira akan sayang
sekali jika kemenangan itu tidak kembali terulang pada 8 Agustus
nanti.

Silahkan forward seikhlas nya !!

*=_HeRdY_=*

Peace Love n Respect 2 the earth


guys n gals
gue lagi jualan kaos nih.
kaos dari merchandisenya GIGI edisi spesial alias terbatas. yang gga bakal diproduksi lagi kalo stocknya abis. harganya Rp 50.000 doank. yang nantinya sebagian akan disumbangkan untuk kegiatan sosial berupa pembagian tumbuhan atau pepohonan untuk menghijaukan sekolah-sekolah yang gersang.
bagi yang berminat, silahkan japri ke email gue di mraroz@yahoo.com atau pm lewat multiply gue.
cuma informasi aja, kita ngga ngambil dari penjualan kaos. murni sosial lah. sebagai bentuk kepedulian kita terhadap bumi yang makin lama makin panas ini.
terima kasih atas atensinya

04 Agustus 2007

kok gitu?

teman
kenapa lo
kenapa jadi jauh
ga telp
ga sms
ga yman
ga komen

dulu
kita deket
kita ketawa
kita curhat

sekarang
ga ada komunikasi
ga ada kabar
ga keliatan
ga tau

gue punya salah
ngomong donk
atau lo punya salah
ngomong donk

tapi kalo itu mau lo
gue bakal kabulkan permintaan lo

hyuuuk