06 Agustus 2007

copas dari milis (pilihan tergantung anda)

Buat teman2 yg ikutan PILKADA 8 Agustus nanti...mungkin menjadi bahan perenungan sebelum
memilih salah satu kandidat. Btw, nggak milih juga pilihan loh...


Debat Tim Calon Gubernur Jakarta di SCTV
Thursday, July 26, 2007oleh :Ikram Putra

Tadi malam di SCTV ada debat tim sukses calon gubernur Jakarta.
Awalnya saya kira debat ini akan berjalan membosankan (soalnya pakai
ada acara adu yel-yel segala sih). Tapi ternyata tidak juga.
Debatnya bisa dibilang "hidup" – dengan alasan yang mohon maaf akan
terdengar subjektif.

Dari pihak Adang ada Igo Ilham, sementara dari pihak Foke ada Idrus
Marham. Secara kualitas penampilan, saya kasih skor 1 untuk Igo.
Tutur kata dan intonasi dia teratur dan menarik. Tidak banyak
retorika dan sangat mudah dicerna. Dia sangat tenang, banyak menebar
senyum, pokoknya simpatik sekali lah (ini kali pertama saya melihat
Igo Ilham dan saya jujur terkesima hehehe).

Sedangkan Idrus mirip penceramah malam tadi. Dia beberapa kali
mengutip ayat suci Al-Quran dalam argumennya – sesuatu yang bagi
saya kurang perlu. Selain karena dia bisa mencari argumen lain, ayat
yang dikutip pun tidak terlalu "kena" dalam debat itu. Jadi tidak
bernas. Pada beberapa babak dia juga nampak gusar dan akibatnya
gelagapan.

Kalau PKS (yang bernafaskan Islam) saja sama sekali tidak menyitir
ayat suci, mengapa pula koalisi partai-partai (yang
bernafaskan "pluralisme" ) merasa perlu melakukannya?

Dalam 4 menit waktu yang diberikan pemandu debat, Igo berhasil
memaparkan program Adang. Sedangkan Idrus? Sampai menit ke 3 saya
masih belum menangkap apa poin dia.

Selanjutnya pemandu debat melontarkan pertanyaan tentang banjir,
masalah abadi kaum Jakartanensis. Idrus diberi kesempatan menjawab
lebih dulu. Setelah mengatakan bahwa banjir adalah persoalan
kompleks dan karenanya diperlukan penanganan bersama dalam
menanggulanginya, dia menjamin dalam 3-4 tahun tidak akan ada banjir
lagi jika Foke menang. Alasannya?

Foke sudah dan lebih tahu pemetaan masalah Jakarta. Dia juga ahli
perencanaan tata kota.

Tentu saja ini poin empuk untuk diserang. Kalau saya jadi Igo pun
saya akan mempertanyakan hal serupa: mengapa tidak dari dulu?
Mengapa baru sekarang? Bagaimana bisa keluar angka 3-4 tahun
sedangkan selama ini toh Jakarta selalu kebanjiran?

Idrus bertahan dengan mengatakan, bagaimanapun Foke sudah lebih
paham. Ini jauh lebih baik ketimbang "orang baru" yang tentunya
memerlukan waktu untuk belajar lagi – sementara Jakarta tidak bisa
menunggu. Tiba-tiba pengacara Ruhut Sitompul (yang duduk di pihak
Foke) berdiri dan menambah huru-hara.

Ruhut memulai dengan mengatakan "surga itu di telapak kaki
ibu!", "aku Poltak si raja minyak dari Medan", dan "ada iklan di
televisi seorang nenek mengatakan, buat anak kok coba-coba". Nah,
kata dia, kalau untuk anak saja tidak boleh coba-coba, bagaimana
Jakarta?

Hahaha. Sebuah argumen yang pantas diikutkan lomba atletik karena
mampu melompat sedemikian jauh.

Terhadap "Foke lebih tahu dan ahli", Igo menjawab bahwa persoalan
menjadi gubernur adalah persoalan kepemimpinan, bukan keahlian.
Gubernur adalah seorang generalis, bukan spesialis. Untuk urusan
teknis kita bisa membekerjakan para ahli. Persoalannya sekarang
adalah niat. Bertahun-tahun dana pembangunan Banjir Kanal Timur
dikeluarkan tapi kok proyek itu tidak kunjung selesai.

Oya, perkataan Ruhut yang membawa-bawa Poltak (karakternya dalam
sinetron Gerhana) juga menyebalkan. Entah kenapa saya tidak pernah
suka orang yang menggunakan karakternya dalam sinetron/film untuk
tujuan politik. Saya pun membenci Ruhut dengan kadar yang sama saya
membenci Rieke Dyah Pitaloka dan Rano Karno – yang setelah gagal
jadi calon gubernur malah tampil mendukung Foke sebagai Si Doel.

Saya hendak memotong skor pihak Foke untuk argumen yang dodol ini,
tapi mereka belum punya satupun. Ya sudah, kalau begitu tambahan
skor saja untuk pihak Adang. Jadi 2-0.

Saya juga tadinya hendak memberikan skor kepada pihak yang
mengucapkan "Kanal Banjir Timur" tapi baik Igo maupun Idrus tidak
ada yang mengatakan demikian.

Sekarang pemandu debat berlanjut ke persoalan kemacetan lalu-lintas,
yang juga masalah abadi. Igo mengatakan akan "meneruskan yang sudah
ada" seperti proyek busway, monorail, dan lain-lain. Ini langsung
langsung disambar Idrus, yang mengatakan "nah kan, sudah diakui
sendiri kan keberhasilannya" . Dia kemudian meminta semua pihak
jangan ambivalen. Di satu sisi mengungkapkan kegagalan, tapi di lain
sisi mengakui keberhasilan.

Ini juga mendapat balasan: Sutiyoso sendiri sudah mengakui bahwa
busway adalah proyek dia, bukan Foke.

Dijawab lagi: keberhasilan Sutiyoso kan berkat andil Foke juga.

Dibalas lagi: kalau begitu pihak Idrus pun tak kalah ambivalen.
Untuk keberhasilan, Foke dibilang punya andil. Tapi giliran
kegagalan, Foke tak ada andil?

Hahaha. Seru sekali bukan?

Ketika membahas kemacetan ini, Ruhut kembali berdiri. Dia menyindir
adanya sebuah partai yang melakukan demonstrasi dan akibatnya
memacetkan Jakarta. "Apa partainya? Kitalah yang tahu..." katanya
sambil tertawa. Ini jelas menyindir PKS. Apa jawaban Igo Ilham?

"Kalau memang tak ada lagi partai yang membela rakyat, PKS lah yang
turun."

Dahsyat.. Saya suka orang yang blak-blakan. Saya benci tukang
sindir. Tambah skor lagi lah buat Igo. 3-0.

Setelah itu debat dilanjutkan dengan persoalan kriminalitas dan
pengangguran. Sama seperti sebelumnya, ada juga "berbalas pantun" di
sini. Tapi esensi debatnya sih sama saja. Yang satu melihat
pemerintahan sekarang sebagai berhasil (dan ada andil calon mereka
di situ) sedangkan yang satu lagi melihat pemerintahan sekarang
gagal dan karenanya mesti diganti.

Idrus sempat hampir bunuh diri dengan mengatakan pasar tradisional
akan semakin berkembang jika Foke menang. Hahaha. Memangnya siapa
yang selama ini mematikan pasar rakyat dengan membangun pusat
perbelanjaan di mana-mana?

Baiklah. Karena sepertinya saya sudah berbicara terlalu panjang, ini
penilaian terakhir. Calonnya Igo sudah mengundurkan diri sejak 8
bulan yang lalu sementara calonnya Idrus hanya cuti. Tambah lagi deh
skor untuk Igo. Saya benci kutu loncat sih. 4-0. Saya kasih skor
juga untuk pemandu debat, Andy Budiman, yang memberi cukup ruang
bagi peserta debat. Tegas tapi tidak galak.

Akhir kata, Igo Ilham menang telak malam tadi. Saya kira akan sayang
sekali jika kemenangan itu tidak kembali terulang pada 8 Agustus
nanti.

Silahkan forward seikhlas nya !!

*=_HeRdY_=*

Tidak ada komentar: