23 Juni 2014

melaju to plaju

jam 2 pagi, gue udah terbangun, lalu beranjak dari tempat tidur. keluar kamar, sudah ada taksi yang telpon. taxi biru yang gue pesan sudah datang, sementara gue pesen untuk jam 2.30. well, thats a great thing. jadi gue ngga perlu nunggu taxinya datang dan justru taxinya nunggu. mandi dan melengkapi beberapa barang yang harusnya masuk tas.

dan jauh sebelum jam 5.50 dimana pesawat harus berangkat, gue udah sampai di bandara suta. ah jika gue orang kaya, pasti gue bikin bandara dengan nama bandara sutanto.

menghabiskan dua batang rokok hitam hijau sambil memantau fans inggris yang meratapi gawangnya yang dibobol oleh suarez bukanlah pemandangan yang menyenangkan. well, gue bukan fans inggris, bahkan jika iya, ngga bakal sedih2 amat seperti halnya ketika italy ditekuk kostarika.

setelah check in gue sempat nyarap sebentar dengan roti optek (sobek) yang gue bawa dari rumah, well its more cheaper than beli ayam goreng amerika. ngga lama pandangan gue terlintas orang (yang sepertinya) arab, at least itu seorang habib. dan dialah yang gue jadikan patokan ketika dia dan temannya turun ke toilet boarding untuk menunaikan sholat shubuh. dan itulah pertama kalinya gue diimami oleh orang (yang mirip) arab. bacaaanya surah pendek2 aja, dan tajwidnya ngga fasih2 amat. nothing spesial sih, but at least sholat gue ditangan orang yang bener. but for sure, habib itu yang bisa bikin 9 orang bisa sholat bareng dalam ruangan yang berukuran 1.5 x 2.5m.

dan singkat kata, gue udah sampe palembang. dan harus menunggu orang lain yang belum gue kenal sebelumnya yang masing2 jam tibanya selang 30 menit. jadi total gue musti nunggu 1. daaan... ternyata 1 dari 2 orang itu adalah orang india, tepatnya sih orang malaysia. ya dia sih rasnya india, tapi sebenernya dia orang malaysia. tapi ya...sempet bikin gue panik karena harus pake bahasa inggris. untungnya ternyata dia bisa melayu meskipun kesana2 dia trus ngomong pake bahasa inggris.

setelah kumpul semua, akhirnya kita cari taxi biru, karena gue dibekelin voucher taxi biru. tapi ternyata di palembang itu, taxi biru dilarang ambil penumpang di bandara. peraturan yang aneh, tapi bisa dimaklumi kalo tujuannya untuk melindungi perusahaan taxi kecil yang ada disana.

dan inti dari perjalanan ini adalah ketika gue musti banyak dengerin pak malinggam (the indian) ini bicara. well he talked so much but too much. he talked about everything, about work, work ethics, family, how to train your dragon eh children, and everything that small and its too much to be mention. by our conversation, it can be judge by these facts: 95% of conversation is using english, 90% is serious conversation, and 80% he did the talk while I am who listened.

intinya ketika di palembang, inggris gue bener2 keasah. meskipun begitu, kemampuan gue mendadak hilang ketika gue sampai rumah. ketika dia telpon ke hp ketika dia udah sampai, gue ampe gelagapan nanggepinnya. payah....

and, bisa ketemu dengan orang semenarik pak malinggam lah yang bikin gue bisa menuliskan kisah gue di palembang kali ini.